Tradisi
mitoni adalah salah satu
tradisi masyarakat Jawa, upacara ini disebut juga mitoni berasal dari kata pitu yang arti nya tujuh.
Upacara ini dilaksanakan pada usia kehamilan tujuh bulan dan pada kehamilan
pertama kali. Mitoni atau
selamatan tujuh bulanan, dilakukan setelah kehamilan seorang ibu genap usia 7
bulan atau lebih. Dilaksanakan tidak boleh kurang dari 7 bulan, sekalipun
kurang sehari. Belum ada neptu atau weton (hari masehi
+ hari Jawa) yang dijadikan patokan pelaksnaan, yang penting
ambil hari selasa atau sabtu.
Tujuan mitoni atau tingkeban agar supaya
ibu dan janin selalu dijaga dalam kesejahteraan dan keselamatan (wilujeng,
santosa, jatmika, rahayu). Hakekat yang mendasar dari semua tradisi Jawa adalah suatu ungkapan syukur
dan permohonan kepada Yang Maha Kuasa untuk keselamatan dan kenteraman , namun
di ungkapkan dalam bentuk lambang -lambang yang masing-masing mempunyai makna.
B. PELAKSANAAN
Dalam upacara ini sang ibu yang sedang hamil di mandikan dengan air kembang setaman dan disertai
doa yang bertujuan untuk memohon kepada Tuhan YME agar selalu diberikan rahmat
dan berkah sehingga bayi yang akan dilahirkan selamat dan sehat. Adapun pelaksanaannya antara lain
sebagai berikut :
a) Waktu
Menurut tradisi
Jawa, upacara dilaksanakan pada tanggal ganjil sebelum bulan purnama seperti
3,5,7,9,11, 13 atau 15. bulan Jawa ,dilaksanakan di kiri atau kanan rumah
menghadap kearah matahari terbit. Yang memandikan jumlahnya juga ganjil
misalnya 5,7,atau 9 orang. Waktu
Pelaksanaan antara pukul 9.00 sampai dengan pukul 11.00 Calon ibu mandi dan
cuci rambut yang bersih, mencerminkan kemauan yang suci dan bersih. Kira-kira
pukul 15.00-16.00, upacara tingkepan dapat dimulai, menurut kepercayaan pada
jam-jam itulah bidadari turun mandi. undangan sebaiknya dicantumkan lebih awal
pukul 14.30 WIB. Hari Pelaksanaan biasanya
dipilih hari Rabu atau hari Sabtu, tanggal 14 dan 15 tanggal jawa, menurut
kepercayaan agar bayi yang dilahirkan memiliki cahaya yang bersinar, dan
menjadi anak yang cerdas.
b) Tempat
Adapun tempat yang digunakan untuk melaksanakan upacara mitoni tersebut
yaitu di rumah pihak laki-laki.
c) Pelaksana yang menyirami
Para Ibu yang
jumlahnya tujuh orang, yang terdiri dari sesepuh terdekat. Upacara dipimpin
oleh ibu yang sudah berpengalaman.
C. TATA CARA
a) Siraman
dilakukan oleh sesepuh sebanyak tujuh orang. Bermakna mohon doa restu, supaya
suci lahir dan batin.Setelah upacara siraman selesai, air kendi tujuh mata air
dipergunakan untuk mencuci muka, setelah air dalam kendi habis, kendi dipecah.
b) Memasukkan
telur ayam kampung ke dalam kain (sarung)calon ibu
oleh suami melalui perut sampai pecah, hal ini merupakan simbul harapan supaya
bayi lahir dengan lancar, tanpa suatu halangan.
c) Pemutusan
Lawe atau janur kuning yang dilingkarkan di perut calon ibu, dilakukan calon
ayah menggunakan keris Brojol yang ujungnya diberi rempah kunir, dengan maksud
agar bayi dalam kandungan akan lahir dengan mudah.
d) Calon nenek
dari pihak calon ibu, menggendong kelapa gading dengan ditemani oleh ibu besan.
Sebelumnya kelapa gading diteroboskan dari atas ke dalam kain yang dipakai
calon ibu lewat perut, terus ke bawah, diterima (ditampani) oleh calon nenek,
maknanya agar bayi dapat lahir dengan mudah, tanpa kesulitan.
e) Upacara memilih
nasi kuning yang diletak di dalam takir sang suami. Setelah itu dilanjutkan
dengan upacara jual dawet dan rujak, pembayaran dengan pecahan genting(kreweng),
yang dibentuk bulat, seolah-olah seperti uang logam. Hasil penjualan
dikumpulkan dalam kuali yang terbuat dari tanah liat. Kwali yang berisi uang
kreweng dipecah di depan pintu. Maknanya agar anak yang dilahirkan banyak
mendapat rejeki, dapat menghidupi keluarganya dan banyak amal.
D. TATA KRAMA
a) Pada saat
pelaksanaan upacara mitoni ini, tidak ada larangan-larangan yang harus
diperhatikan.
b) Anjuran yang
harus dilaksanakan yaitu dianjurkan memilih hari yang baik. Misalnya menurut
adat jawa mitoni itu harus dilaksanakan pada hari Senin siang sampai malam.
Bisa juga hari Jumat siang sampai malam, sebelum bulan purnamasidhi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa upacara mitoni adalah salah satu tradisi masyarakat Jawa, upacara ini disebut juga mitoni berasal dari kata pitu yang artinya tujuDan dalam upacara mitoni tersebut banyak sekali tata cara yang harus dilaksanakan. Adapun tata caranya antara lain yaitu Siraman dilakukan oleh sesepuh sebanyak tujuh orang, Memasukkan telur ayam kampung ke dalam kain(sarung) calon ibu oleh suami melalui perut sampai pecah,Pemutusan Lawe atau janur kuning yang dilingkarkan di perut calon ibu. Lalu Calon nenek dari pihak calon ibu, menggendong kelapa gading dengan ditemani oleh ibu besan, serta yang terakhir Calon nenek dari pihak calon ibu, menggendong kelapa gading dengan ditemani oleh ibu besan.