1.
Pendahuluan
Penyimpanan
berbagai dokumen dalam volume yang sangat besar, dapat dikerjakan menjadi lebih
ekonomis sejak penemuan teknologi penyimpanan digital. Format elektronik pada
media magnetik mulai mendampingi format cetak pada media kertas ketika sejumlah
pangkalan data online mulai didirikan pada pertengahan tahun enampuluhan,
kemudian media optik menyusul pada pertengahan tahun delapanpuluhan (McDonel,
1993 : 7). Digitalisasi informasi semakin laju berkembang pada akhir tahun
delapanpuluhan, dan berlanjut hingga saat ini. Secara berangsur-angsur
perkembangan format elektronik semakin populer dan koeksis dengan format cetak.
Pada
tahap awal perkembangannya, format magnetik dan optik umumnya digunakan untuk
menyimpan informasi sekunder seperti bibliografi dan indeks. Baru pada
perkembangan selanjutnya format elektronik mencakup teks penuh (full text
) dari informasi primer, seperti artikel majalah ilmiah, laporan penelitian,
dan sebagainya. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, format elektronik
memuat citra penuh (full image), sehingga tampilannya di layar
komputer terlihat percis seperti versi cetaknya, dan hasil print out-
nya terlihat seperti dokumen aslinya. Perkembangan digitalisasi informasi
tersebut dipengaruhi oleh laju pertumbuhan informasi yang ekponensial di satu
sisi, serta meningkatnya kemampuan teknologi informasi khususnya komputer di sisi
lain. Digitalisasi informasi ini menyebabkan terjadinya berbagai perubahan di berbagai
pusat pengelolaan informasi, termasuk pada perpustakaan.
Digitalisasi
informasi di berbagai perpustakaan dan pusat informasi, mulai dilakukan ketika
sejumlah perpustakaan mulai menggunakan komputer sebagai sarana penyimpanan dan
pengolah informasi.Kemapanan kertas sebagai media informasi yang selama ribuan
tahun menjadi primadonna koleksi perpustakaan, kini ditantang oleh media
magnetik dan optik atau media elektronik lainnya, yang menawarkan cara yang berbeda
dalam menyimpan dan menemukan kembali informasi. Oleh karena itu, berbagai
perpustakaan dan pusat informasi lainnya, telah memperkaya koleksinya dengan
berbagai sumber informasi digital. Beberapa perpustakaan di negara maju, bahkan
mempunyai lebih banyak sumber informasi dalam media digital daripada sumber informasi
pada media cetak. Perpustakaan yang lebih mengandalkan informasi dalam media
digital, disebut perpustakaan digital.Digitalisasi informasi diperkirakan akan semakin
meningkat, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemajuan
yang luar biasa dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,
mengakibatkan berlimpahnya informasi. Informasi yang ada pada saat ini, rasanya
tidak mungkin lagi tertampung secara pisik pada suatu perpustakaan atau pusat
dokumentasi manapun. Masalah yang timbul adalah, bagaimana menyimpan informasi
tersebut ?, media apa saja yang dapat digunakan menyimpannya, agar proses
pencarian atau temu kembali bisa berlangsung secara cepat dan tepat ? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut, berikut disampaikan sejumlah media yang kapasitas simpannya
sangat besar, mudah dalam temu kembali informasi, serta lebih efektif dan efisien
dalam pengolahan, pemeliharaan dan biaya penyimpanannya.
2.
Media Penyimpanan Data
Media
penyimpanan data yang umum digunakan pada kegiatan digitalisasi informasi
adalah media magnetik, media optik, magneto optical (MO), dan digital
linear
No comments:
Post a Comment